Sejarah Singkat Terbentuknya
Desa Wisata Kreatif Terong
LATAR BELAKANG
Desa Terong adalah Desa yang memiliki 2 (dua) dusun yaitu Dusun I Terong dan Dusun II Bebute dan terletetak didaerah pesisir pantai utara Kecamatan Sijuk, Kab. Belitung.
Secara Geografis Desa Terong Kecamatan SIjuk berada pada 02®38”07,5” LS 107®45’38,8” BT, tipe Desa Swakarya dengan luas 16.000 Ha dan memiliki Jumlah penduduk 2.600 Jiwa pertahun 2020 ini. Adapun jarak dari Ibu Kota Kecamatan Sijuk 35 Km dan Jarak dari Ibu Kota Kabupaten 15 Km.
Untuk Batas – Batas Desa Terong Kecamatan Sijuk, adalah sebagai berikut :
• Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Gaspar,
• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tanjung Binga,
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Batu Itam,
• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Air Seruk.
Mengacu terhadap program Pemerintah Kabupaten Belitung dan juga mendukung program pemerintah pusat dalam hal pengembangan pariwisata, maka Kami selaku penyelenggara pemerintahan Desa Terong khususnya menyangkut tugas dan fungsi Kami selaku Badan Permusyawartan Desa (BPD) yang menyerap dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa menawarkan konsep Penciptaan dan Pengembangan Destinasi Wisata Desa kepada Pemerintah Desa Terong dalam hal ini kepada Kepala Desa Terong dengan maksud untuk menggali dan mengembangkan berbagai macam potensi di bidang pariwisata, baik itu dari wisata mangrove, wisata kuliner, wisata pemandian alam, pemancingan, wisata agro dan wisata alam perbukitan, seni dan budaya yang jika dipetakan sangat berkaitan erat satu satu sama lain, saling menunjang dan membentuk satu kawasan wisata yang terintregrasi, sehingga bisa tumbuh dan berkembang secara bersama-sama dengan program Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Pusat dalam mendorong pemerintahan desa untuk menciptakan destinasi wisata baru, yang akhirnya nanti ketika konsep ini dapat dikembangkan dengan bersinergi dengan berbagai macam komunitas yang ada di masyarakat terutama bersinergi dengan berbagai macam instansi Pemerintah Kabupaten Belitung, Pemerintah Propinsi Kep. Babel dan Pemerintah Pusat, juga dengan pihak Akademisi, pihak swasta lainnya, pelaku pariwisata dan pihak media agar dapat mengembangkan dan meningkatkan perekonomian masyarakat yang ada di Desa Terong.
Kita semua paham bahwa bidang pariwisata adalah bidang yang melibatkan berbagai lintas sektoral guna mendukung berbagai macam pembangunan infrastruktur, pengembangan SDM dan penambahan permodalan usaha yang ada di masyarakat.
Untuk itu melalui pengembangan wisata yang telah berjalan dan terkonsep ini sebagai tahap awal di tahun 2015 yang lalu telah di anggarkan melalui dana APBDes Terong untuk perintisan kegiatan pembukaan destinasi wisata baru yang mengangkat potensi desa beserta dengan kearifan lokalnya. Dalam kegiatan perintisan dan pengembangan potensi wisata yang terdapat di Desa Terong inilah maka Kami BPD Terong mendorong dan bekerja sama dengan Kepala Desa Terong lewat pemberdayaan masyarakat Desa Terong, berbagai komunitas kelompok masyarakat dan pemuda memetakan potensi destinasi wisata, menggali sejarah dan adat istiadat masyarakat Terong, membentuk berbagai kelompok dan komunitas wisata masyarakat guna mempermudah dalam hal pembinaan dan merubah mindset (cara berpikir) masyarakat, agar ada kesadaran kolektif diberbagai lapisan masyarakat, termasuk kesadaran kolektif aparatur dan perangkat desa dalam merubah cara pandang pembangunan desa yang selama ini hanya berkutat dalam kegiatan pembangunan yang bersifat fisik dan rutinitas, untuk bagaimana ke depan ini dalam setiap kegiatan pembangunan lebih menfokuskan kepada pembangunan yang bersifat meningkatkan perekonomian masyarakat, menggali potensi desa dan berinvestasi jangka panjang serta berkelanjutan dengan tetap tidak meninggalkan pembangunan sarana dan prasarana yang bersifat kebutuhan dasar masyarakat pedesaan yaitu bidang keagamaan, pendidikan dan kesehatan.
Adapun potensi-potensi dan destinasi wisata baru yang saat ini tengah dan telah dikembangkan dan dikelola adalah oleh berbagai kelompok komunitas masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Potensi Wisata Sungai, Hutan Mangrove dan Laut Desa Terong
Adapun potensi sungai ini membentang dengan jarak sepanjang lebih kurang 4,5 km sampai ke muara sungai dan berlanjut sampai ke tengah laut dengan potensi terumbu karangnya. Ketika kita menelusuri sepanjang sungai ini menggunakan perahu kecil atau jungkong dalam istilah keseharian masyarakat Belitung, bisa juga menggunakan rakit, bahkan motor boat berukuran sedang akan banyak sekali ditemui berbagai macam flora dan fauna khas hutan mangrove, dari mulai burung-burung kecil, kepiting bakau, ikan air payau sampai ke monyet-monyet yang bergelantungan. Hijau dan lebatnye hutan mangrove menjadi peneduh yang sangat menyejukkan, cocok sekali ketika disepanjang aliran sungai ini di buat rumah-rumah di atas air, tempat bersantai sampai ke tempat pemancingan ikan yang sangat menarik di gunakan ketika air laut pasang atau surut. Bahkan cocok sekali di hutan mangrove di buat tempat budidaya kepiting bakau melalui pembinaan Kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang sudah dibentuk. Luasan hutan Mangrove di Desa Terong yang dikembangkan untuk Hutan Kemasyarakatan (HKm) mencapai 205 Ha, berbagai kegiatan seperti penanaman bibit mangrove, pemancingan ikan di sepanjang sungai, pemancingan dilaut, mencari kerang dan sebagainya telah disusun menjadi suatu paket wisata yang menarik.
Jarak salah satu tempat wisata Mangrove ini dari pusat kota Tanjungpandan kurang lebih 13 km.
Dan Alhamdulillah terbentuknya Kelompok Hutan Kemasyarakatan (HKm) Pemuda Nelayan Pecinta Alam Terong ini sudah mengantongi izin pengelolaan hutan mangrove dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Dan hal lain yang kami fokuskan untuk pembangunan infrastruktur sejak tahun anggaran 2016 yang lau sebagai sarana awal untuk mendukung pengembangan kawasan wisata desa dan sebagai stop point persinggahan para wisatawan yang melintasi jalan raya Desa Terong menuju kawasan wisata Tanjung Kelayang dan pantai Tanjung Tinggi telah dibangun suatu tempat Rest
Area dengan berbagai macam fasilitas bangunan dan sarana dengan konsep bangunan adat atau rumah singgah wisata di samping sisi kanan dermaga sungai Terong. Dan dana yang dipergunakan untuk pembangunan sarana dan prasarana tersebut bersumber dari anggaran APBDes Terong Tahun Anggaran 2016.
2. Wisata Aik Rusa’ Berehun
Terbentuknya komunitas pengelola kawasan Wisata Aik Rusa’ Berehun dimulai dari kesadaran masyarakat yang kembali pembentukannya juga di fasilitasi oleh Badan Permusyawaratan Desa Terong dalam melihat dan bagaimana cara mengelola kawasan eks tambang timah menjadi sebuah tempat wisata yang bernilai tinggi dan diminati oleh masyarakat lokal dan para wisatawan Nusantara dan mancanegara. Dari kesadaran masyarakat tersebut tercetus untuk membuat suatu kelompok yang akan mengelola tempat tersebut menjadi tempat wisata pada tanggal 20 April 2015 melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Desa Terong dengan beranggotakan 25 (dua puluh lima ) orang. Mereka adalah masyarakat yang sadar akan lingkungan yang mengelola kawasan tersebut menjadi tempat wisata dan melestarikan penghijauan daerah aliran sungai Terong dengan cara bergotong royong dan swadaya. Kelompok tersebut bernama Kelompok Aik Rusa’ Berehun yang mengelola kawasan Eks tambang timah menjadi lebih bermanfaat untuk peningkatan kreatifitas masyarakat dan memberikan perubahan pola pikir kepada masyarakat dalam meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar dengan membangun tempat wisata pemandian, pemancingan ikan air tawar dan kuliner yang menyajikan masakan khas Desa Terong dan masakan khas daerah Belitong.
Dari kawasan tersebut disuguhkan lagi dengan panorama alam yang dijadikan tempat pemandian dan pemancingan yang di kelilingi setengah lingkaran bagian dari hulu sungai Terong dan tersambung akhirnya dengan kawasan wisata hutan mangrove. Dengan kondisi sungai yang berliku dan panjang sangatlah memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke lokasi ini.
Di kawasan Aik Rusa’ Berehun ini sendiri telah dibangun lima (5) buah saung tempat makan dan istirahat, tiga (3) buah rumah payung untuk tempat bersantai, satu Mushallah, cottage tempat menginap, toilet umum dan tempat pemancingan ikan air tawar.
Sekali lagi inipun terbentuk dan terbangun akhirnya tak lepas berkat dukungan penuh Pemeritah Desa Terong lewat penganggaran pembangunan dan pemberdayaan masyarakat tahun anggaran APBDes Tahun Anggaran 2015 yang lalu.
3. Wisata Bukit Tebalu Simpor Laki (Hkm BTSL)
Bukit Tebalu Simpor laki merupakan kawasan wisata alam di Desa Terong Kecamatan Sijuk yang menyuguhkan keindahan alam dengan luas kawasan 62 Ha yang menyajikan berbagai macam panorama dan kekhasannya mulai dari air pegunungan, rusa, pelilean (tarsius), goa, pohon bulin dan tempat-tempat sejarah berupa pekuburan tua yang bernilai historys dan religius, karena salah satu makam yang ada disitu merupakan salah satu tokoh penyebar Agama Islam pertama di desa Terong .
Bukit Tebalu memiliki 4 (empat) bukit yang masing-masing bukit memiliki nama. Bukit pertama adalah Bukit Anak Paya’ dengan ketinggian 120 meter dpl, bukit kedua adalah Bukit Paya’ dengan ketinggian 146 meter dpl, bukit ketiga adalah Bukit Bolang dengan ketinggian 150 meter dpl dan bukit keempat bernama Bukit Kemang Ijau dengan ketinggian 165 meter dpl.
Bukit Tebalu Simpor Laki merupakan sebuah kawasan yang dikelola oleh suatu kelompok yang berdiri pada tanggal 21 Oktober 2014 yang pembentukannya di fasilitasi BPD Terong dengan Ketua BPD saat itu Iswandi (Periode 2013 - 2019) dan di legalkan melalui Surat Keputusan Kepala Desa Terong dengan nama Kelompok Bukit Tebalu Simpor Laki. Kelompok ini awalnya terbentuk dari pergerakan masyarakat secara legal sesuai perauturan pemerintah untuk mengimbangi perijinan HTI (Hutan Tanaman Industri) dalam mengembangkan program desa wisata, dan kawasan ini jika dilihat dari dekat tidak cocok untuk perkebunan karena di dominasi oleh kawasan bebatuan granit yang tersusun sangat artistik dan sangat cocok untuk kawasan wisata alam, hiking, outbound dan bumi perkemahan. Sejak berdirinya kelompok tersebut banyak hal positif yang didapat oleh masyarakat mengenai tata cara pengelolaan hutan dan menjadikan hutan tetap terjaga dan lestari.
4. Wisata Agro (Pertanian dan Perkebunan)
Wisata Agro (Pertanian dan Perkebunan) berkaitan erat dengan kawasan wisata yang terdapat di Desa Terong. Setelah menampilkan wisata Mangrove, wisata kuliner, pemandian dan pemancingan di Aik Rusa’ Berehun beserta Keindahan panorama alam di Bukit Tebalu Simpor Laki, lagi-lagi wisatawan akan disuguhkan dengan hamparan tanaman sayuran dan perkebunan lada. Adapun luas hamparan tanaman sayuran seluas 5 Ha dan perkebunan Lada seluar 4 Ha yang terletak di Kaki Bukit Tebalu Simpor Laki Kemang Ijau. Adapun sayuran –sayuran mulai dari sawi, bayam, kangkung dan cabe. Para wisatawan biasanya akan di ajarkan cara menanam dan memanen sayuran tersebut sehingga mendapatkan nilai lebih dalam berwisata dan ada kepuasan tersendiri bagi para wisatawan yang menginginkan ada interaksi dengan masyarakat lokal.
5. Kelompok Pembesaran Tambak Ikan Lele
Adapun Kelompok Pembesaran Ikan lele ini di bentuk sebagai salah satu pendukung kegiatan wisata desa yang teritregrasi tadi guna memasok salah bahan makanan atau kuliner khas Belitung, yaitu dengan gangan kelik-nya. Kelompok ini dibentuk atas kesadaran dan swadaya penuh masyarakat yang beranggotakan 10 orang. Kelompok ini terbentuk juga sebagai usaha peningkatan ekonomi anggota dan masyarakat,, tempat sharing dan tempat berbagi pengetahuan tentang budi daya ikan lele.
6. Kelompok Kerajinan Anyaman
Saat ini sumber daya manusia yang bergerak dalam kerajinan anyam-anyaman ini sudah sangat siap dalam mendukung konsep wisata desa Terong. Terbukti dengan beraneka ragamnya kreatifitas dalam pembuatan anyaman itu. Dari mulai tas jinjing, sarung handphone, tempat tissue, tikar lais, tempat buah dan lain sebagainya.
Pelatihan peningkatan kapasitas kemampuan sudah sering mereka ikuti, pameran dan workshop pun tak lepas dari peran serta mereka. Tinggal saat ini adalah membangun rasa optimisme yang lebih tinngi kepada mereka agar tetap eksis dalam pembuatan kerajinan anyam-anyaman ini.
7. Kelompok Seni dan Budaya Gambus
Melalui keberadaan orkes melayu Gambus Ombak Berayun yang telah terlebih dahulu eksis dan dikenal luas oleh masyarakat Belitung oleh pelopornya Bapak Akil Bujang menjadi modal yang sangat penting bagi desa Terong dalam mengembangkan konsep desa wisata ini.
Dan ternyata lewat konsep desa wisata yang berbasis masyarakat ini benar-benar menjadi pondasi yang kuat dalam hal pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan. Dan ini menjadi perhatian serius dari pihak Kementerian Pariwisata. Ini terbukti lewat program LWG DMO (Local Working Group Destination Management Organitation) dari Kementerian Pariwisata RI akhirnnya Desa Terong ditetapkan sebagai Desa Wisata pertama di Kabupaten Belitung lewat soft launchingnya pada tanggal 19 Desember 2016 yang pada waktu itu dihadiri Ibu Oneng Setya Ningsih selaku Asisten Deputi Tata Kelola Destinasi dan Pemberdayaan Masyarakat, Bupati Belitung Sahani saleh, Kadispar Belitung Ir. Hermantao, Camat Sijuk Abdul Hadi, Si.Kom, Kades Terong Suhaimi, Ketua BPD Terong Iswandi beserta anggota dan pejabat daerah lainnya.Penetapan Desa Terong ini tentu melalui proses yang panjang berdasarkan peran aktif komunitas masyarakatnya dan dukungan penuh dari Pemerintahan Desa-nya lewat pembinaan yang terus menerus dari Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang menjadi motor utama penggerak semua komunitas masyarakat desa wisata Terong bersama-sama dengan anggota BPD yang lain.
8. Komunitas Pengelola Rumah Singgah Wisata
Merupakan kawasan yang direncanakan sebagai daerah Rest Area atau stop point karena berada dijalur strategis pariwisata Belitung. Terdapat pula aliran sungai Terong yang bermuara ke laut akan menambah suasana yang berbeda ketika para wisatawan singgah di area ini. Dibangunnya Rumah Singgah Wisata yang bernuansa rumah adat Belitung merupakan bagian dari menjaga kearifan lokal.
PIC Desa Wisata Kreatif Terong
TTD
Iswandi