Mengutip apa yang disampaikan Bapak Destha Titi Raharjana peneliti di PUSPAR UGM Jogjakarta pada saat berkunjung ke Desa Wisata Kreatif Terong beberapa waktu yang lalu tentang konsep sebuah desa wisata. Beliau mengatakan bahwa Desa Wisata bukan dimaksudkan menunjukkan pada spasial administrasi. Namun ia (Desa Wisata) adalah sebuah BRAND yang melekat disebuah UNIT BISNIS. Dijalankan masyarakat desa bidang pariwisata.
Sebagai unit bisnis, maka sudah seharusnya BRAND Desa Wisata harus dikelola dengan baik. Membangun image (image building) selalu ditingkatkan dengan tujuan agar brand desa wisata menancap kuat dibenak (calon) wisatawan. Dan kemudian mampu menciptakan loyalitas terhadap produk desa wisata yang dihasilkan.
Desa wisata yang dijalankan dengan benar kemudian menjadi sebuah ekosistem kepariwisataan di desa. Ekosistem kepariwisataan di desa adalah jaringan simpul yang saling terkait dan bergantung dalam suatu daerah tujuan wisata. Ekosistem ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan melestarikan budaya yang ada di sebuah desa wisata. Dan yang tak kalah penting sebuah ekosistem kepariwisataan di desa dapat memberikan pengalaman yang lebih otentik dan mendalam tentang kehidupan masyarakat setempat.
Jadi sekali lagi sangat penting untuk menguatkan brand suatu desa wisata yang dikembangkan agar lebih maju dan mensejahterakan masyarakat desa.
Berikut beberapa strategi branding desa wisata yang efektif:
Strategi Branding Desa Wisata
1. Identifikasi Unik Desa
- Temukan keunikan desa, seperti budaya, alam, kuliner, atau kerajinan.
- Buatlah daftar keunikan tersebut untuk menjadi landasan branding.
2. Membangun Identitas Brand
- Buatlah logo yang unik dan mencerminkan keunikan desa.
- Tentukan warna, font, dan elemen visual lainnya yang konsisten dengan identitas brand.
- Buatlah tagline yang menarik dan mencerminkan keunikan desa.
3. Mengembangkan Cerita Brand
- Buatlah cerita tentang desa yang menarik dan autentik.
- Cerita tersebut harus mencerminkan keunikan desa dan nilai-nilai yang dijunjung.
- Bagikan cerita tersebut melalui berbagai saluran, seperti media sosial, website, dan promosi.
4. Mengembangkan Produk dan Jasa
- Kembangkan produk dan jasa yang mencerminkan keunikan desa, seperti kerajinan, kuliner, atau paket wisata.
- Pastikan produk dan jasa tersebut memiliki kualitas yang baik dan harga yang kompetitif.
5. Membangun Komunitas
- Bangunlah komunitas yang terdiri dari warga desa, pemerintah desa setempat, pengusaha, dan wisatawan.
- Komunitas tersebut dapat digunakan untuk mempromosikan desa, berbagi informasi, dan mengembangkan produk serta jasa.
6. Menggunakan Media Sosial
- Gunakan media sosial untuk mempromosikan desa, berbagi informasi, dan mengembangkan komunitas.
- Pastikan akun media sosial tersebut memiliki konten yang menarik dan konsisten dengan identitas brand.
7. Mengembangkan Kerja Sama
- Kembangkan kerja sama dengan pihak lain, seperti pemerintah, organisasi, dan perusahaan.
- Kerja sama tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan infrastruktur, meningkatkan kualitas produk dan jasa, dan mempromosikan desa.
8. Mengukur Kinerja
- Ukurlah kinerja branding desa wisata melalui berbagai indikator, seperti jumlah wisatawan, pendapatan, dan kepuasan wisatawan.
- Gunakan data tersebut untuk memperbaiki strategi branding dan meningkatkan kinerja.
Contoh Strategi Branding Desa Wisata
Contoh 1: Desa Wisata Ubud, Bali
- Identifikasi unik: keindahan alam, budaya, dan kerajinan.
- Identitas brand: logo yang mencerminkan keindahan alam dan budaya.
- Cerita brand: cerita tentang keindahan alam, budaya, dan kerajinan.
- Produk dan jasa: kerajinan, kuliner, dan paket wisata.
Contoh 2: Desa Wisata Ngelanggeran, Jogjakarta
- Identifikasi unik: keunikan gunung api purba.
- Identitas brand: logo yang menggambarkan keunikan gunung api purba.
- Cerita brand: cerita tentang sejarah gunung api purbz, keindahan alam dan budaya.
- Produk dan jasa : berbagai kemasan makanan coklat dan paket wisata gunung api purba.
Dengan menerapkan strategi branding yang efektif, desa wisata dapat meningkatkan kesadaran dan minat wisatawan, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Kesimpulannya bahwa BRAND itu adalah identitas diri yang membedakan antar sesama baik manusia, produk maupun tempat (mengutip dari Bapak Destha Titi Raharjana)
Penulis : Iswandi (Perintis dan Pengelola Desa Wisata Kreatif Terong Belitung)