Menerapkan Manajemen Waktu Cara Sederhana Menghidupkan Komunitas Desa Wisata

1400x 10-04-2021 05:21:28 Berita

Dari sekian banyak ciptaanNYA yang telah Dia ciptakan, manusia adalah makhluk yang paling sempurna yang telah Allah ciptakan dimuka bumi ini. Sebagaimana yang telah Allah firmankan dalam Surah AT-Tin ayat 4,"Sungguh Kami telah ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya".

Jadi jika selalu berpedoman kepada Surat At-Tin ayat 4 ini sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak bersyukur kepada Allah (Tuhan) atas segala karunia yang telah dilimpahkanNYA pada Kita selaku manusia. Dan cara bersyukur Kita-pun sebenarnya banyak cara dan banyak dimensi yang bisa dilakukan. Bukan cuma tok mendirikan kewajiban shalat, ibadah haji, ibadah puasa atau ibadah-ibadah lain yang langsung berhubungan dengan Allah (hablumminallah), tapi yang tak kalah penting adalah bagaimana cara Kita mensyukuri nikmat kesempurnaan ciptaan Allah ini saat melakukan hubungan sesama manusia (hablumminannas), mendermakan segala kemampuan, pikiran, ilmu dan intelektual pribadi Kita demi kemaslahatan dan kemajuan bersama dalam segala bidang.

Lalu sebenarnya bagaimana cara Kita untuk melakukan itu semua agar bisa berjalan dengan baik ? Agar terjadi keseimbangan dalam hidup Kita ? Jawabannya adalah bagaimana Kita mampu membagi waktu (manajemen waktu) dengan segala akal, pikiran, hati nurani dan nafsu yang telah lengkap diberikanNYA kepada Kita manusia ini bisa bermanfaat maksimal secara positif untuk semua sisi kehidupan Kita. Jika boleh berbagi maka membagi waktu yang sederhana itu adalah ketika Kita bisa memenuhi semua hak-hak orang disekitar Kita, lingkungan Kita, hak keluarga Kita, hak pribadi Kita bahkan hak Sang Maha Pencipta tentang maksud dan tujuan "dihadirkan-NYA" Kita di muka bumi ini. Adapun waktu-waktu yang bisa Kita atur untuk berbagi itu adalah :

Pertama adalah bagaimana Kita mengutamakan berbagi waktu kepada Allah, ini adalah waktu paling penting dalam hidup Kita. Saat waktunya ibadah ya ibadah dengan sepenuh hati agar Kita selalu diberikanNYA kesehatan dan kekuatan dalam menjalani semua aktifitas sehari-hari. Bayangkan saja, alangkah naifnya Kita sebagai makhluk ciptaanNYA tapi tidak mampu meluangkan waktu untuk melakukan ibadah kepdaNYA sebagai ungkapan rasa syukur yang luar biasa. Asumsinya begini, Kita hidup sehari semalam 24 jam, sementara misal sebagai seorang muslim saat melakukan satu waktu Shalat katakanlah hanya memerlukan waktu 10 menit dari takbir awal sampai ke doa, jika dikalikan 5 (lima) waktu shalat maka waktu total untuk Kita ibadah wajib hanya 50 menit dalam satu hari (24 jam). Berarti ada waktu 23 jam 10 menit untuk Kita melakukan aktifitas lainnya. Jadi mari Kita utamakan waktu untuk Sang Pencipta Kita.

Kedua adalah mengutamakan berbagi waktu untuk keluarga. Nah ini juga waktu yang penting untuk membuat Kita selalu dekat semua keluarga inti. Kualitas waktu adalah istilah yang paling penting untuk Kita bisa berbagi kasih sayang kepada keluarga. Kualitas waktu adalah bagaimana di sela-sela waktu kesibukan Kita bekerja bisa mendidik anak dengan intens dan rutin. Bagaimana Kita selaku orang tua selalu peduli akan pendidikan dan moral anak Kita. Paling tidak sesibuk-sibuknya Kita bekerja adalah selalu menyisihkan waktu untuk mengajarnya mengaji dan makan malam bersama. Kalau di Belitung ada istilah makan Bedulang, biasanya kalau saat makan malam dilakukan setelah shalat magrib, saat keluarga inti sudah kumpul semua maka saat itulah bisa melakukan makan Bedulang bersama. Bagaimana saat makan Bedulang sang anak bisa di ajarkan cara beretika melayani orang tua, menghormati orang tua dan membuktikan baktinya kepada orang tua. Begitu pula selaku orang tua bisa sepenuhnya memberikan perhatian kasih dan sayang kepada anak dan istri. Bisa menanyakan tentang aktifitas sekolahnya, kondisi keseharian istri di rumah dan lain sebagainya. Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk tidak bisa menyisihkan waktu berkualitas bagi keluarga di rumah.

Ketiga adalah mengutamakan  berbagi waktu untuk Masyarakat/lingkungan di sekitar Kita. Kadang ketika mendengar anjuran untuk berbagi waktu, tenaga, pikiran bahkan materi dengan masyakarat kurang mampu dan kurang pengetahuan bagi sebagian orang agak sungkan. Ngapain repot-repot mikirin orang lain, karena mereka belum tentu mikirin Kita. Dan inilah opini pribadi yang akan merusak tatanan pola pikir dan kepribadian Kita tanpa di sadari jika tidak cepat-cepat segera diperbaiki dengan kesadaran sendiri. Lalu bagaimana seharusnya Kita memperbaiki pola pikir seperti ini ? Hanya satu caranya yaitu kembalikan berpikir Kita bahwa dalam hidup ini Kita tidak bisa sendirian, segala perbuatan dalam hidup ini bukan manusia lain yang menilai tetapi Tuhan lah yang menilai dan hasil yang positif yang Kita tanam adalah hasilnya pasti akan kembali pada Kita. Jadikan segala apa yang Kita perbuat untuk orang lain (masyarakat) sebagai "bibit" kebaikan yang hanya Tuhan yang akan tau dan membalasnya suatu waktu nanti. Jangan biarkan potensi Kita untuk berbagi jadi terhalang hanya karena Kita berpikir orang lain tidak memikirkan dan menghargai Kita. Meluangkan waktu untuk kepentingan orang lain dan masyarakat khususnya untuk sama-sama membantu mengembangkan potensi wisata sekitar Kita adalah bagian dari tugas bersama, namun terkadang untuk menggerakkan suatu komunitas tidaklah mudah. Harus ada contoh dan motivator yang punya jiwa ulung, semangat tinggi dan bisa berkomitmen kuat untuk menjaga ritme semangat masyarakat. Punya visi ke depan yang baik dan bisa membangun jejaring untuk sama-sama berbagi dan saling mempromosikan semua potensi yang ada. 

Keempat adalah mengutamakan waktu untuk pekerjaan utama Kita. Pekerjaan utama artinya pekerjaan dalam hal menjalani profesi utama untuk memenuhi kebutuhan nafkah keluarga. Saat bekerja inipun demi mendapatkan rejeki yang berkah pastinya harus dengan totalitas sesuai keahlian yang ada. Sesuai dengan jam kerja yang ditentukan, datang tepat waktu, dan saat pulangpun harus tepat waktu. Mengikuti apa yang di arahkan atasan ataupun menyampaikan ide-ide yang kreatif dan membangun demi kemajuan perusahaan atau instansi tempat Kita bekerja.

Dan kelima adalah mengutamakan waktu untuk pribadi Kita. Apa artinya ini ? Artinya bahwa sesibuk apapun aktifitas Kita dalam hal pekerjaan, untuk komunitas, untuk masyarakat, maka yang tak kalah penting  adalah Kita harus bisa menjaga kesehatan tubuh, menjaga pikiran agar tetap fresh, meluangkan waktu istirahat, tidur yang cukup dan menjaga pola makan yang sehat dengan asupan gizi dan vitamin yang cukup.

Lalu agar strategi manajemen waktu di atas tersebut bisa berjalan dengan baik dan terjadi keseimbangan dalam implementasinya, maka kemudian harus di awali dengan NIAT yang kuat, SEMANGAT TULUS serta TOTALITAS yang 100 % ditanamkan dalam hati bahwa kelima manajemen waktu di atas sama-sama penting. Tidak gampang memang untuk menerapkan itu semua, harus berproses secara perlahan dan Kita harus senantiasa berada dalam lingkungan dan suasana yang kondusif serta berkawan dengan orang-orang  bisa mengispirasi Kita. Jangan malas menambah ilmu dan wawasan dengan banyak-banyak membaca buku dan berbagai refrensi untuk pedoman dan motivasi tambahan dalam berbagi kebaikan demi kemajuan bersama.(Penulis : Iswandi/red/is-one/deswisTRG)

Posting Terkait