Lada (Sahang), Antara Sejarah, Nilai Tambah, Kebermanfaatan Sosial Dan Produk Yang Eco Friendly

398x 26-07-2024 02:50:24 Berita
Lada (Sahang), Antara Sejarah, Nilai Tambah, Kebermanfaatan Sosial Dan Produk Yang Eco Friendly

A. Sejarah Singkat Lada Bangka Belitung

Propinsi Kepulauan Bangka Belitung dikenal sebagai penghasil lada putih atau ‘Muntok White Pepper’. Dan ternyata sejarah komuditas perkebunan khas daerah itu merupakan warisan Pemerintah Belanda, guna mendukung biaya operasional penambangan biji timah.

Pada abad 19, harga timah dunia penuh dengan ketidakpastian. Harganya yang anjlok menyebabkan tambang-tambang mengalami kesulitan melanjutkan usahanya.

Untuk bertahan dari ketidakpastian harga timah pada saat itu, Pemerintah Belanda menurunkan team ahli botani yang dipimpin J.H Teysman untuk menggalakkan tanaman lada di Bangka, guna mendukung kestabilan hidup penambang biji timah.

Lada putih Belitung yang baru melewati proses pengeringan.

Sementara itu untuk lada yang ditanam di Belitung dalam perkembangannya diperkirakan berasal dari Lampung melalui Sumatera Selatan pada masa awal kedatangan Belanda di Pulau Belitung sekitar 300 – 400 tahun lalu. Hal ini terindikasi dari varietas tanaman lada yang berkembang dengan nama Lampung Daun Lebar (LDL), Lampung Daun Kecil (LDK) dan Jambi (Erianto, 2020).

B. Sejarah Lada Dunia

Masyarakat Yunani Kuno telah mengenal lada sejak tahun 372 SM. Lalu pada tahun 1492 Columbus menemukan lada di India Barat. Sejak itu, lada mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Bahkan pada abad pertengahan, lada menjadi rempah-rempah penting sekaligus raja dalam dunia perdagangan.

Dan jauh sebelum itupun sebenarnya Pedagang Arab dan India membawa lada ke Indonesia. Kehadiran lada juga dkarenakan kaum Hindu yang berimigrasi dari India ke Indonesia sejak 100 SM. Perdagangan dengan Bangsa Arab, India, China, Persia dan lainnya inilah yang kemudian dikenal sebagai Jalur Rempah Dunia.

1. Deskripsi Produk Lada Bubuk Premium Belitung

Lada dalam bahasa Belitung_nya adalah ‘Sahang’. Lada atau Sahang ini sebelum diolah menjadi lada bubuk berbentuk butiran kecil yang putih bersih. Pengolahan menjadi lada bubuk adalah untuk memberikan kemudahan dalam penggunaan sebagai salah satu bumbu masakan yang banyak mengandung manfaat kesehatan.

Disebut Lada Bubuk Premium Belitung karena secara kualitas ini adalah produk nomor satu (1) yang original asli dari perkebunan warga Desa Wisata Kreatif Terong Belitung tanpa menggunakan bahan pengawet atau bahan campuran lainnya. Sangat mudah digunakan untuk keperluan rumah tangga dan sangat aman dikonsumsi. Lada bubuk ini sangat tahan lama ketika disimpan dalam ruang kering. Ciri khas aroma Lada Bubuk Premium Belitung yang sangat tajam merupakan jaminan produk asli Lada dari Pulau Belitung.

Produk UMKM Lada Bubuk Premium pertama yang asli produksi pelaku UMKM Desa Wisata Kreatif Terong Belitung.

2. Keterkaitan Produk Lada Bubuk Premium Belitung Dengan Kebermanfaatn Sosial Dan Eco Friendly

Produk Lada Bubuk Premium Belitung ini merupakan produk pengolahan lada pertama yang ada di Desa Wisata Kreatif Terong. Hal ini tentu saja berkaitan dengan :

  1. Kebermanfaatan sosial dengan maksud menampung hasil perkebunan warga desa sehingga akan menghidupkan ekonomi pedesaan. Sebab sebelum ini sudah sejak lama terjadi penurunan harga lada yang sangat rendah, yang membuat jumlah petani lada jauh berkurang. Mereka banyak beralih ke profesi lain. Harapannya dengan terjadi perubahan harga lada yang secara ekonomis menguntungkan petani, maka keberlangsungan lada putih (White Pepper) Pulau Belitung yang sempat menguasai pasar dunia beberapa dekade lalu akan kembali diraih oleh para petani lada.
  2. Kebermanfaatan sosial selanjutnya adalah memberikan nilai tambah bagi produk UMKM Desa Wisata Kreatif Terong. Yang semula hanya menjual lada putih butiran, maka ketika diolah menjadi lada bubuk putih yang berkualitas akan memberikan nilai lebih bagi para pelaku UMKM yang menampung hasil petani lada.
  3. Kebermanfaatan dari sisi eco friendly adalah kemasan lada bubuk ini menggunakan kemasan isi ulang yang bisa dipakai berulang kali, asal disimpan ditempat yang kering.
  4. Selanjutnya cara pengolahan lada menjadi bubuk lada dari mulai proses pemetikan di pohon, proses perendaman untuk memisahkan kulit terluar lada, proses pencucian, proses pengeringan, proses membuat serbuk lada sampai ke proses pengemasan dilakukan secara manual tanpa ada proses penggunaan bahan-bahan kimia atau bahan pengawet.
  5. Hasil dari pemisahan kulit terluar lada dengan biji lada dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pupuk kompos organik yang aman untuk menjaga unsur hara tanah dan aman untuk lingkungan sekitar.
  6. Yang terpenting dari eco firendly pengolahan lada bubuk ini sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan tubuh jika dikonsumsi teratur. Yaitu bermanfaat ;
  • Untuk meredakan hidung tersumbat karena mengandung dekongestan alami. Dekongestan ini bekerja dengan cara mengencerkan penumpukan lendir di saluran pernapasan, sehingga Anda bisa kembali bernafas dengan lega.
  • Mencegah kerusakan sel, karena serbuk lada ini mengandung antioksidan yang tinggi yang berperan penting melawan radikal bebas yang menyebabkan kerusakan sel.
  • Menghambat pertumbuhan bakteri. Karena serbuk lada ini bermanfaat sebagai antibakteri alami. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sifat antibakteri dalam lada terlihat mampu menghambat pertumbuhan beragam jenis bakteri penyebab infeksi (patogen) seperti E-coli, Listeria, Salmonella dan Staphylococcus.
  • Mencegah dan mengatasi gangguan pencernaan. Kandungan zat piperin  dalam lada dapat meningkatkan penyerapan nutrisi dalam tubuh, mendukung produksi enzim pencernaan dan mencegah serta membantu mengatasi diare.
  • Meredakan nyeri. Penelitian menunjukkan bahwa lada memeiliki senyawa antiradang. Berkat kandungan zat tersebut, lada baik dikonsumsi untuk membantu meringankan nyeri dan peradangan. Misalnya radang sendi (osteoarthritis), nyeri kepala dan sakit gigi.
  • Mengontrol kadar gula darah. Zat piperin dalam lada diduga mampu mencegah diabetes tipe 2. Karena zat piperin ini dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah serta meningkatkan sensitivitas insulin.

Jadi dengan kandungan nutrisi yang melimpah manfaat pada lada ini tak diragukan lagi. Tentunya jika dikonsumsi dengan teratur dan tidak terlalu berlebihan. Semoga bermanfaat !

Penulis : Iswandi (Perintis Dan Pengelola Desa Wisata Kreatif Terong Belitung)

Posting Terkait