Cita-cita Desa Wisata Kreatif Terong yang berkelanjutan merupakan cita-cita besar dari Desa Wisata Indonesia yang sesungguhnya. Namun cita-cita mulia tersebut tidaklah mudah untuk diraih, banyak pengorbanan yang harus dilakukan oleh para perintisnya. Terkadang setelah suatu desa wisata sukses berjalan kebanyakan orang hanya melihat hasil saat ini tanpa menoleh ke belakang begitu banyak proses yang dilalui. Untuk itulah pentingnya memaknai maksud dan tujuan dari hadirnya desa wisata.
Sejak program Desa Wisata Indonesia mulai dicanangkan dengan sangat gencar dalam beberapa tahun belakangan ini, begitu antusias dan semangatnya hampir semua daerah berlomba-lomba membentuk dan mengebangkan desa wisata. Satu sisi ini adalah sebuah fenomena yang baik bahwa terlihat orang-orang di desa mulai tumbuh kesadaran kolektif semangat untuk bangkit membangun desa dan mensejahterakan masyarakatnya. Dan sisi lainnya adalah semangat membangun desa lewat pengembangan program desa wisata ini harus dibarengi dengan konsep dan proses perencanaan yang baik, matang, terstruktur dan tentunya wajib memikirkan keberlanjutan desa itu sendiri (termasuk semua elemen yang ada di desa).
Terkadang juga lahirnya suatu desa wisata yang baik dan maju itu tidak semata didukung oleh kondisi alam yang sangat fenomenal indahnya. Tapi dari desa yang kondisi alamnya biasa-biasa saja-pun jika pengembangannya terkonsep dengan apik makai “ia” (desa itu) bisa menjadi desa wisata yang maju, tumbuh dan berkembang dengan baik.
Dan Desa Wisata Kreatif Terong Belitung merupakan salah satu Desa Wisata Indonesia yang secara geografis tidak memiliki bentang alam cukup fenomenal. Tapi justru dengan segala kekurangannya kemudian bisa bangkit menjadi salah satu desa wisata yang maju dan mandiri. Lalu apa yang menjadi kunci utama keberhasilannya ? Mari berbagi pengalaman bersama tentang desa wisata dari sisi faktor X.
Pertama adalah memiliki sifat bersyukur melihat kekurangan yang ada di desa (sumber daya alam) yang kemudian di kemas menjadi sebuah kelebihan, sehingga muncul semangat bangkit dari keterbelakangan untuk maju tampil terdepan. Intinya adalah selalu berprasangka baik kepada Yang Maha Kuasa, bahwa dibalik segala penciptaan_NYA ada maksud untuk membuat manusia berpikir tentang sebuah inovasi dan kreatifitas.
Kedua, dalam Bahasa Belitung ada istilah “Usa berikin” atau “Usa sayuk’an” yang artinya hampir sama yaitu “Jangan menghitung kerjaan orang lain baru kemudian diri sendiri mau kerja”. Maknanya adalah jangan menunggu orang lain berbuat dulu, tapi mulailah berbuat dari diri sendiri. Lebih halusnya lagi mari niatkan dengan ikhlas dan tulus untuk memulai pergerakan membangun desa dimulai dari diri sendiri. Memberikan inspirasi dan suri tauladan kepada semua orang sehingga akan memudahkan langkah-langkah berikutnya. Terutama dalam hal mengajak orang lain untuk bergerak bersama dilihat bukan sekedar ajakan biasa tapi merupakan panggilan hati dan jiwa untuk memajukan desa (desa wisata).
Ketiga, dalam pengembangan desa wisata hendaknya rangkullah semua kalangan. Mulai dari orang tua (sepuh desa, tokoh agama, tokoh adat), anak muda, laki-laki, wanita termasuk anak-anak. Karena sesungguhnya merekalah pondasi terkuat untuk maju dan berkembangnya suatu desa wisata. Tanpa mereka akan lambat bahkan mungkin akan sulit untuk mengembangkan desa wisata.
Keempat, untuk terus belajar mengembangkan desa wisata syarat berikutnya adalah siapkan “gelas kosong”. Kenapa harus menyiapkan “gelas kosong” ? Karena dengan gelas yang masih kosong akan lebih mudah menerima masuknya air yang dituangkan ke dalamnya. Air yang dituangkan tidak akan tumpah dan air akan selalu menyesuaikan diri dengan ketinggian gelas. Ketika air sudah penuhpun kemudian akan dituangkan lagi ke dalam gelas berikutnya. Maka makna filosofi dari “gelas kosong” adalah dalam pengembangan desa wisata para perintis dan pelaku desa wisata harus selalu siap belajar, siap menerima masukan, saran bahkan kritikan yang sifatnya membangun serta siap berbagi pengetahuan dengan sesama pengelola desa wisata. Tanpa ada sifat ini akan sulit mendapatkan ilmu dan pengetahuan baru serta akan sulit membangun jejaring desa wisata karena sifat yang tertutup dan “pelit” untuk berbagi pengalaman tentang desa wisata/pariwisata, apalagi pariwisata ini adalah satu bidang yang sangat dinamis dan selalu cepat perubahannya dari waktu ke waktu. Kita lihat beberapa desa wisata hebat yang menjadi sokoguru Desa Wisata Indonesia saat ini seperti Desa Wisata Pentingsari, Desa Wisata Candi Rejo, Desa Wisata Ngelanggeran, Desa Wisata Panglipuran dan lain-lain, mereka bisa menjadi hebat seperti saat ini karena selalu haus akan ilmu dan wawasan baru tentang pariwisata serta tidak pelit untuk berbagi pengalaman dan yang terpenting walaupun mereka sudah menjadi desa wisata yang hebat mereka masih tetap membumi. Sebab ketika para pelaku desa wisata sudah merasa jumawa (sombong dan angkuh) dan sudah “merasa” hebat sendiri maka dijamin akan seperti katak dalam tempurung.
Kelima, setelah berkembangnya desa wisata maka hal yang rutin harus dilakukan adalah intropeksi dan evaluasi secara berkala tentang apapun yang sudah dilakukan terkait perjalanan program desa wisata. Ini penting dilakukan dengan tujuan untuk tidak cepat berpuas diri dan selalu dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia pariwisata (Pariwisata Global). Khususnya penyesuaian desa wisata dengan teknologi digital dan teknologi informasi terkini agar memudahkan untuk berpromos dan membangun jejaring di dunia maya.
Gak sulitkan untuk mencapai keberhasilan pengembangan desa wisata itu ? Jadi yakinlah dengan potensi yang ada di desa Kalian, semuanya adalah pemberian Yang Maha Kuasa yang sangat hebat. Ketika suatu desa wisata maju maka akan menjadi bagian Desa Wisata Indonesia yang hebat juga. Aamiin !!!
Penulis : Iswandi (Perintis dan Pengelola Desa Wisata Kreatif Terong)