Sebentar lagi dalam hitungan jam ke depan bulan yang suci, bulan tempat dan waktunya Kita makin meningkatkan perbaikan diri, bulan evaluasi dan intropeksi, bulan meningkatkan toleransi antar sesama manusia, bulan yang menguji kesabaran, bulan melatih ke-istqomahan dalam berbuat kebaikan serta bulan yang inshaaAllah penuh keberkahan yaitu bulan Suci Ramadhan akan pelan-pelan mulai meninggalkan Kita. Entah pada tahun depan Kita akan bertemu kembali atau tidak dengan bulan yang mulia ini hanya Allah SWT Yang Maha Tahu.
Lalu kemudian setelah pasca bulan Suci Ramadhan apa yang dapat Kita harapkan pada sisi implementasi kehidupan sehari-hari maupun dalam perjalanan pengembangan suatu konsep desa wisata sebagai salah satu model dan konsep wisata yang sedang ramai dan seksi-seksinya dibicarakan, dibahas, dilakukan, digerakkan bahkan di support banyak pihak saat ini ? Jawabannya adalah bagaimana hubungan bulan Suci Ramadhan dan pengembangan konsep desa wisata ini mengajarkan kepada Kita untuk menjalani kehidupan harus beproses dengan baik, jujur, tulus dan ikhlas tahap demi tahap dan bagaimana menjadikan seseorang menjadi individu yang paripurna serta mampu menjadi suri tauladan bagi lingkungan di sekelilingnya.
Tujuan mulia mengembangkan konsep desa wisata bukan hanya sekedar mengejar nilai ekonomi yang tinggi, bukan pula hanya untuk mendapatkan gelar setinggi-tinggi dan sebanyak-banyaknya, bahkan bukan pula hanya sekedar latah mengikuti trend pariwisata nasional maupun dunia saat ini. Tetapi tujuan pengembangan desa wisata pada hakikatnya adalah bagaimana ada nila-nilai luhur yang keberlanjutan di dalamnya. Yaitu yang akan memberikan dampak baik kepada individu dan masyarakat secara terus-menerus, berkelanjutan dari sisi terjaganya lingkungan yang kondusif karena hidup saling menghargai dan menghormati, makin lestarinya alam nan hijau, makin lestarinya budaya-budaya luhur Bangsa serta yang paling penting adalah muncul manusia-manusia yang berkarakter dan berkualitas yang akan lebih menghargai sebuah proses yang baik dan benar ketimbang menomorsatukan sebuah hasil untuk mendapatkan gelar yang bergengsi tapi diraih dengan cara-cara yang tidak fair.
Ujung dan muara dari berhasilnya suatu pengembangan konsep desa wisata berkelanjutan yang kemudian mampu mencetak kader-kader dan sumber daya manusia yang berkarakter dan berkualitas adalah sebuah kemenangan yang hakiki yang kemudian dengan sendirinya akan mampu menjaga konsep berbangsa dengan baik dan benar, saling menghormati dan lebih menghagai sebuah proses sesuai fakta yang terjadi di lapangan. Lalu kemudian kemajuan dari sisi ekonomi yang didapat karena banyaknya wisatawan yang berkunjung adalah sebuah bonus yang akan dirasakan sebagai dampak dari sebuah proses baik yang telah ditempuh dalam berjuang, merintis, mengembangkan dan memajukan desa wisata yang berkelanjutan.
Dan yang paling keren dampak dari pengembangan suatu desa wisata yang berproses dengan baik itu adalah terbangunnya sebuah ekosistem pariwisata yang sehat. Dimana Komunitas Desa Wisata sebagai penggerak utama ekosistem itu mampu merangkul berbagai pihak untuk berkolaborasi, bekerjasama dan besinergi dalam kerangka saling mendukung dan menguntungkan. Mulai dari kolaborasi dengan semua tingkatan pemerintahan (desa, kabupaten, propinsi dan pusat) dalam hal kebijakan dan dukungan pembangunan infrastruktur pariwisata, pelatihan dan sebagainya. Lalu pihak akademisi selaku pihak yang mendampingi, membina komunitas dari sisi keilmuan bersifat teoritis maupun praktis, pihak swasta (pebisnis) sebagai pihak yang melakukan pengembangan usaha dan investasi dan media selaku pihak yang berkolaborasi untuk memberitakan dan mempromosikan suatu desa wisata.
Inilah yang kemudian pula membuat adanya hubungan sangat erat antara berhasilnya merintis, mengembangkan, memajukan dan menjaga konsep desa wisata berkelanjutan yang sangat simetris dan presisi dengan hari kemenangan (Idul Fitri 1 Syawal 1443 H) yang sebentar lagi akan Kita rayakan bersama dengan keceriaan dan kebahagiaan tapi masih tetap dalam koridor menjaga kesederhanaan sebagai makhluk Allah SWT. Kemenangan hakiki yang kemudian akan selalu terpatri dalam pribadi masing-masing sebagai sebuah pembelajaran untuk selalu istiqomah dalam menebar kebaikan dan menjalani sebuah proses serta akan diwariskan dengan baik kepada generasi-generasi berkutnya bahwa tidak boleh ada pengkhianatan kepada sesama manusia dikarenakan hanya mengagungkan nafsu duniawi yang bersifat sementara.
Harapan Kita bersama tentunya ke depan dengan pengembangan konsep desa wisata berkelanjutan untuk lebih mensejahterakan masyarakat desa dan pelaku-pelaku ekonomi kreatif di desa ini akan terus dilakukan oleh penggiat-penggiat desa wisata yang tangguh yang didukung oleh berbagai tingkatan pemerintahan dari mulai desa, kabupaten, propinsi sampai ke tingkat pemerintahan pusat secara fair dan bertanggungjawab.
Dan kegiatan ADWI 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia saat ini adalah sebagai sebuah bonus bagi penggiat-penggiat Desa Wisata Berkelanjutan untuk terus bersama menjalani dan menghargai proses-proses yang baik tersebut.
Semangatnya adalah mari Dari Desa Membangun Pariwisata Indonesia. Dengan ucapan minal aidin walfaizin, mohon maaf lahir dan bathin semoga setelah bulan Suci Ramadhan ini dan sebentar lagi dilanjutkan dengan menyambut hari kemenangan 1 Syawal 1443 H Kita semua (inshaaAllah) penggiat-penggiat desa wisata akan menjadi manusia-manusia yang paripurna untuk terus menjaga marwah-nya desa wisata Indonesia, aamiin …
Waallahu’alambissawaf …
Penulis : Iswandi (Perintis dan Penggiat Desa Wisata Kreatif Terong Belitung