Anak-anak Penari Desa Wisata, Apresiasi Yang Mereka Memang Pantas Mendapatkannya.

752x 14-03-2022 03:07:45 Berita

Sektor pariwisata di Indonesia semakin mengalami perkembangan setiap tahunnya (sebelum pandemi Covid-19). Hal ini dikarenakan Indonesia dikenal memiliki pluralitas budaya dan alam yang sangatlah unik, sehingga menarik sejumlah wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung. Massifnya kunjungan wisatawan tersebut, membuat berbagai pihak berupaya menonjolkan keunikan tiap destinasi wisata baik dari segi infrastruktur fisik, non fisik, serta kearifan lokal masing-masing daerah. Sejak tahun 2009, pemerintah Indonesia mulai mencanangkan konsep pariwisata berbasis masyarakat. Maksudnya adalah pariwisata mulai melibatkan peran aktif dan inisiatif masyarakat sebagai salah satu stakeholders dalam membangun pariwisata yang lebih maju serta berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat lokal suatu wilayah. Dalam hal ini konsep desa wisata pun dijadikan sebagai wadah utama mencapai konsep pariwisata tersebut. Menurut UU No.10 Tahun 2018 (dalam Nuyanti: 1993) Desa Wisata merupakan suatu daerah tujuan wisata atau disebut pula destinasi wisata yang mengintegrasikan daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, yang disajikan dalam suatu struktur kehidupan masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku. Saat ini trend desa wisata telah menjadi salah satu alternatif untuk berlibur dan menikmati keindahan alam suatu daerah sambil berinteraksi untuk mengenal kebudayaan masyarakat setempat. Tahun 2018 BPS mencatat jumlah desa wisata di Indonesia mencapai 1.734 desa yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya yaitu Desa Wisata Kreatif Terong.
Desa Wisata Kreatif Terong sejak tahun 2016 dikenal akan keberhasilannya mentransformasikan (kolong) bekas tambang timah menjadi destinasi wisata yang populer. Kesuksesan Desa Terong menjadi Desa Wisata Kreatif kerap menjadi percontohan bagi daerah lain sejak tahun 2016 itu, terutama dalam mengolah area bekas tambang timah menjadi lahan yang produktif. Proses mengubah lahan bekas tambang tersebut tidak terlepas dari sinergitas antar pihak-pihak yang berkoordinasi secara berkesinambungan yaitu masyarakat (komunitas), pemerintah, industri, akademisi dan media sebagai katalisator. Pihak-pihak tersebut pada dasarnya diharapkan menjadi daya dukung desa wisata yang mampu menjalankan peran dan fungsinya dengan konsisten dan sistematis sehingga menjadikan Desa Terong memiliki nilai jual wisata yang diminati wisatawan serta berbasis keberlanjutan baik dari segi kelembagaan maupun pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah daerah berperan dalam penyediaan dana desa. Pihak masyarakat (komunitas/pokdarwis) berperan sebagai penggerak kegiatan ekonomi melalui paket wisata berupa kerajinan, kesenian dan UMKM. Pihak swasta berperan dalam memberian bantuan modal,fasilitas publik maupun mengadakan berbagai pelatihan seputar tata cara pengelolaan desa wisata, sementara media berperan sebagai sarana promosi maupun marketing dalam upaya untuk memperkenalkan desa wisata kepada khalayak ramai. Di Desa Terong, wisatawan akan menikmati kearifan lokal masyarakat yang dikemas menjadi paket desa wisata yang menarik. Paket wisata tersebut berupa : 1) Paket Belajar Menari, 2) Paket Menganyam, 3) Paket Masak Berulang, 4) Paket Melukis Caping, 5) Paket Memancing, 6) Gerai UMKM. Pengelolaan keunikan dan potensi sumber daya alam dan kearifan lokal yang dikemas dengan baik menjadikan Desa Wisata Kreatif Terong masuk sebagai 100 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (2021) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia. Semoga setelah pandemi Covid-19 berlalu menjadi endemi suatu waktu nanti akan kembali menormalkan kunjungan wisatawan ke desa wisata dan kembali memutar roda perekonomian masyarakat desa. 

Penulis : Annisa SF (Mahasiswi Semester Akhir Fakultas Sosiologi UBB)

Posting Terkait