Kunjungan Kadisparekraft Propinsi Kepulauan BABEL Ke Desa Wisata Kreatif Terong

969x 10-04-2021 05:23:37 Berita

Hari Selasa (28/07/20) Kegiatan Sosialisasi Kesiapan Desa Wisata Sebagai Destinasi Unggulan di Era New Normal oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi Kepulauan Bangka Belitung berlangsung dengan lancar di Hotel Grand Hatika yang di ikuti sebanyak 42 komunitas dan desa wisata yang ada Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Narasumber kegiatan antara lain Wakil Bupati Belitung Bapak Isyak Meirobi, S.Sn, M.Si, Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Bapak Darlan,S.Pd,M.M dan Ketua HPI Bapak Agus Pahlevi.

Setelah pemaparan dari tiga narasumber tersebut, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan melakukan kunjungan ke lokasi wisata Aik Rusa' Berehun yang ada di Desa Wisata Kreatif Terong. Kunjungan tersebut di ikuti oleh Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Bapak Darlan,S.Pd,M.M  dan semua peserta sosialisasi.

Sesuai denga tema acara semua rombongan saat memasuki kawasan wisata Aik Rusa Berehun diwajibkan memakai masker, cek suhu tubuh, cuci tangan ditempat yang telah disiapkan serta  jaga jarak saat berada dilokasi dan dipondok wisata Aik Rusa' Berehun.

Kedatangan rombongan di lokasi wisata Aik Rusa' Berehun di sambut dengan Tari Selamat Datang yang dilakukan oleh anak-anak sekolah dari Sanggar Tari Aik Rusa' Berehun. Dan para penaripun menggunakan face shield yang dirancang khusus untuk kenyamanan mereka menari. Khasnya tarian Selamat Datang membuat rombongan melupakan sejenak terik panasnya matahari siang ini. 

Kemudian setelah sedikit acara  seremonial penyambutan kedatangan rombongan yang berkunjung, saat obrolan yang santai dengan Bapak Darlan,S.Pd,M.M di Pondok Keremis banyak hal yang dibicarakan. Dari mulai tentang bagaimana menggerakkan komunitas, mengubah pola pikir mayarakat dan bagaimana mengkoneksikan semua stackholder wisata yang ada di suatu desa serta mengelola suatu masalah menjadi sebuah potensi.

Sebenarnya suatu masalah itu harus jadikan sebuah tantangan, bukan di jadikan sebagai sebuah halangan. Sebab kalau suatu masalah itu di anggap halangan maka yang terjadi kemudian adalah terjadinya cara bepikir dan sebuah proses yang wrong (salah), cara penyelesaiannyapun akan lebih mengarah ke cara-cara yang destruktif bahkan cenderung "memusnahkan" dan berefek sangat negatif baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dan tentu ini bukan suatu proses yang benar. Tapi bila suatu masalah di anggap sebuah tantangan maka yang terjadi kemudian dalam proses penyelesiannya dipastikan menggunakan cara-cara yang konstruktif (membangun) , melakukan pola pendekatan persuasif bahkan lebih kepada menghargai sesama makhluk (manusia) Tuhan.

Begitu pula saat melakukan pendekatan kepada masyarakat dalam hal untuk mengkoneksikan dengan program pengembangan desa wisata, cara benar yang bisa dilakukan adalah terjun langsung di tengah-tengah masyarakat dan jadilah "pendengar" yang baik dulu, jangan sekali-sekali saat baru terjun ke masyarakat langsung jadi "pembicara yang pintar". Sebab kondisi masyarakat sekarang sangat berbeda jauh dengan kondisi masyarakat jaman dahulu. Masyarakat jaman duhulu masih terlalu "polos" dan sangat welcome dengan pemimpin/tokoh manapun yang datang mengunjungi mereka. Mereka lebih dapat menjaga "lidahnya" untuk tidak terlalu tajam mengungkapkan perbedaan pandangannya tentang suatu masalah yang dihadapi. Sedangkan masyarakat jaman sekarang sudah banyak "terkontaminasi" oleh pengaruh globalisasi informasi yang juga sudah terdistorsi jauh dari fakta sebenarnya. Sehingga saat siapapun berkunjung termasuk pemimpin/tokoh masyarakat kepadanya, ia akan berani untuk langsung mengatakan "tidak" dan menentang setiap visi misi yang di bawanya, apalagi ketika datang kepada mereka langsung menjadi "pembicara yang pintar" tanpa mau mendengarkan keluh kesah mereka.

Masyarakat pedesaan akan merasa lebih di perhatikan dan di ayomi saat perkataan mereka di dengar, diperhatikan, di tampung, dipertimbangkan apalagi dapat di realisasikan dalam bentuk nyata. Mereka (masyarakat) akan punya rasa memiliki kuat tentang suatu pembangunan saat ide-ide dan gagasannya bisa dikolaborasikan dengan visi misi seorang pemimpin/tokoh. 

Begitu pula tentang suatu ide untuk mengembangkan program desa wisata, hal pertama yang mesti dilakukan adalah rangkul masyarakat sekitar, libatkan mereka, tampung aspirasi mereka, dan mix-kan dengan ide-ide sang pemimpin/tokoh masyarakat. Setelah semua strategi itu di jalani, yakinlah bahwa kemudian lewat proses yang baik dan benar maka perjalanan dan pengembangan suatu desa wisata dapat berjalan sebagaimana mestinya.

Dalam obrolannya yang panjang antara Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Bapak Darlan,S.Pd, M.M, Pengelola Desa Wisata Kreatif Terong dan Kepala UPTD Propinsi Kepulauan Bangka Belitung Bapak Haryadi beserta staf sepakat bahwa ke depan dalam hal pengembangan desa wisata yang berbasis masyarakat harus terus ditingkatkan dengan membangun sinergi yang yang kuat dengan semua sektor pendukung pengembangan pariwisata Propinsi Kepulauan Bangka Belitung termasuk terus mendapakan dukungan dari Pemerintah Pusat dalam hal ini lewat berbagai Kementerian yang ada khususnya dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Urusan untuk promosi dan pemasaran produk-produk desa wisata di Bangka Belitung juga menjadi salah  satu bahan obrolan yang disampaikan Bapak Darlan, S.Pd, M.M selaku Plt Kadisparekraft Propinsi Kepulauan Bangka Belitung. Beliau mengatakan bahwa peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) suatu desa wisata sudah menjadi tuntutan yang harus diperhatikan lewat pelatihan dan pendampingan secara berkesinambungan.(Penulis : Iswandi/red/is-one/deswisTRG)

Posting Terkait